Olahraga panahan merupakan cabang olahraga yang menuntut kombinasi antara kekuatan, koordinasi, daya tahan, kelentukan, panjang tarikan (draw length), serta keseimbangan tubuh untuk menghasilkan teknik memanah yang optimal. Seluruh faktor tersebut harus didukung oleh latihan yang terprogram dan kondisi fisik yang prima serta berkelanjutan.

Kondisi fisik dalam panahan bukan hanya sekadar kekuatan otot semata, melainkan juga mencakup daya tahan tubuh secara keseluruhan. Seorang pemanah dituntut untuk memiliki kekuatan yang cukup untuk menarik dan menahan busur, serta daya tahan agar mampu mempertahankan performa secara konsisten selama pertandingan berlangsung.

Mangrove Archery Club, yang didirikan pada tahun 2022 di Batu Bara, berlokasi di pantai sejarah dan bertujuan untuk mengembangkan bakat panahan di kalangan pemuda. Klub ini lahir dari inisiatif sekelompok pemanah muda berbakat, termasuk Jefri Irmanda, Ahmad Syabila Mubarok, Arianto, M. Ardiansyah Putra, Hariadi Gunawan, dan Robiatul Adawiyah, di bawah bimbingan Pak Azizi. Meskipun awalnya memiliki fasilitas yang terbatas dan jumlah anggota yang sedikit, dengan semangat kebersamaan dan latihan yang konsisten, Mangrove Archery Club berhasil meraih prestasi di tingkat daerah dan provinsi. Dukungan dari pemerintah daerah dan komunitas lokal turut mempercepat perkembangan klub ini. Selain itu, mereka aktif berpartisipasi dalam kejuaraan resmi seperti Kejurda dan Sleka yang diadakan oleh FESPATI Sumut, yang menghasilkan sejumlah prestasi membanggakan. Atlet-atlet berprestasi dari klub ini bahkan melangkah lebih jauh ke tingkat nasional, mengirimkan perwakilan untuk mengikuti FORNAS di Bandung pada tahun 2023 dan Kejurnas di Klaten pada tahun 2024. Dengan semangat juang yang tinggi, Mangrove Archery Club menjadi inspirasi bagi pemanah di Kabupaten Batu Bara dan sekitarnya untuk terus menggali potensi dan meraih prestasi yang lebih tinggi.